Pages

Sabtu, 30 April 2016

Wafatnya Kiai Nawawi bin Noerhasan



Pagi itu, Jumat 25 Syawal 1347 Hijriyah kiai Nawawi diundang untuk melaksanakan shalat jenazah, Beliau mengatakan kepada pengundang agar menunggunya sebentar. lalu Beliau masuk ke Mihrab (tempat untuk menyendiri menghadap Tuhannya) lama mereka menunggu, namun Kyai belum juga keluar. kata para santri, biasanya Kyai masih melaksanakan shalat dhuha. beliau memang Istiqomah melaksanakan shalat dhuha sebelum membuka pengajian di Surau. tapi, ... setelah lama ditunggu, Kyai belum juga keluar para santri mulai gelisah.

Akhirnya, salah seorang dari mereka memberanikan diri mengintip dari celah-celah lubang kunci,Subhanallah dilihatnya Kiai sedang sujud. ditunggu lagi sampai beberapa saat, namun beliau belum juga Keluar. akhirnya Santri itu mengintipnya lagi. Subhanallah, santri itu terkejut setelah melihat ada busa bercampur darah keluar dari mulut Kyai. Spontan tamu dan santri itu menggedor pintu yang sedang terkunci. ternyata Kyai telah memenuhi panggilan sang Khalik ketika sedang sujud di hadapanNYA........ inna lillahi wa inna ilahi raajiun

Berita wafatnya Kyai Nawawi tersebar dengan cepat keberbagai Plosok, beliau memang sosok ulama karismatik yang memiliki pengaruh kuat yang luar biasa di kalangan masyarakat Jawa Timur saat itu. tak selang Berapa lama mereka telah berbondong-bondong ingin bertakziah, lautan manusia membuat sesak Sidogiri mereka  rela berjejal-jejal di bawah terik matahari untuk memberi penghormatan terakhir kepada ulama sepuh yang amat disegani itu, para pelayat membentuk antrian memanjang sekitar 7 km dari arah utara Kraton dan arah timur warungdowo sampai Sidogiri.
Aktivitas masyarakat Pasuruan macet total. mereka betul-betul terhanyut dalam suasana berkabung, Kyai Yang menjadi panutan utama mereka telah tiada.

Kepergian guru ulama-ulama besar Jawa Timur itu tidak hanya ditangisi oleh masyarakat muslim, non muslim pun ikut berduka compeni yang saat itu menduduki Pasuruan turut bersimpati, teriring mangkatnya Kyai Nawawi bin Nur Hasanah ini, semua jenis angkutan umum jurusan Surabaya dan Malang digratiskan untuk masyarakat yang ingin bertakziah, tidak cukup itu kendaraan Mereka pun dikeluarkan untuk mengangkut ribuan umat yang hendak menghadiri prosesi pemakaman beliau.
Ada kejadian unik saat beliau dimandikan, air yang dibuat memandikan jenazah beliau tidak sampai jatuh ke tanah, karena orang-orang yang hadir saat itu berebutan menadahinya dan dibawa pulang. Mereka yakin air itu penuh barokah.

Perjalanan hidup Kyai Nawawi yang sulit digambarkan secara rinci. Sifat khumul (tidak ingin namanya terkenal dan disebut-sebut orang) yang  mewarnai perjalanan hidupnya membuat aktivitas beliau tidak banyak diketahui khalayak. hari-harinya lebih banyak di habiskan untuk mulang santri yang mengaji di Surau. sifat khumul ini terus diwarisi oleh generasi generasi beliau dan menjadi ciri khas ulama-ulama Sidogiri hingga saat ini.

Sepeninggal Kyai Nawawi Pondok Pesantren Sidogiri kemudian dipangku oleh menantunya, Kyai Haji Abdul Jalil bin fadhil, santri Kyai Nawawi yang masih keturunan Sayyid Abu Bakar Asy-Syatha Ad Dimyathi, Pengarang kitab Hasyiah I'anah-Thalibin

Sumber : Buku Jejak langkah 9 Masyayikh Sidogiri


SIDOGIRI TEMPO DOELOE

Asrama santri Daerah A,C dan D 
Lahir dari perjuangan Sayid Sulaiman, wali Allah keturunan Sunan Gunung Jati, Sidogiri terus bertahan tanpa pernah mati sejak lebih dari dua ratus tahun lalu, yakni tahun 1718 atau 1745.

Bermula dari sebuah masjid yang dibangun di bekas hutan, Sidogiri terus berkembang. Dari segelintir santri sampai menjadi ribuan; dari pengajian kitab saja sampai dilengkapi madrasah; dari asrama santri putra saja sampai beberapa pondok putri; dari madrasah di Sidogiri saja sampai ratusan madrasah ranting filial di berbagai kabupaten; dari kios kecil koperasi pracangan sampai belasan unit koperasi beromzet puluhan miliar rupiah; dari pengiriman beberapa guru tugas (GT) sampai pengiriman 800 guru tugas dan dai ke berbagai propinsi dan luar negeri; dari menulis di papan tulis sampai menulis di media massa dan internet; dari pendidikan agama sampai pelatihan komputer, jurnalistik, falakiah modern, bisnis, dll; dari santri dalam negeri sampai adanya santri dari luar negeri—semua itu terjadi di Sidogiri.

Apa yang membuat pesantren tua ini mampu bertahan sekian lama? Tak lain faktor utamanya adalah tanahnya yang diyakini keramat dan berkah, atau barokah kata orang Madura. Hal ini diakui sendiri oleh kiai Sidogiri. Beberapa waktu sebelum Pengasuh PP Sidogiri KH Cholil Nawawie wafat, beliau mengatakan, “Sidogiri iku kramat pancen krono tanahe, duduk krono aku. Delo’en le’ aku nggak ono’, Pondok Sidogiri tambah gede (Sidogiri keramat bukan karena saya, tapi karena tanahnya. Lihat saja setelah saya tidak ada, Pondok Pesantren Sidogiri akan bertambah besar).”
Asrama daerah C dan D dari arah Barat

Selain itu, faktor utama lainnya adalah para masyayikhnya. Masyayikh atau kiai-kiai Sidogiri kental dengan keilmuan dan pengamalan Fikih sekaligus Tasawuf. Ini yang membedakannya dari kiai-kiai lain, yang banyak kental dengan keilmuan dan pengamalan Fikih atau Tasawuf saja. Dan uniknya, kiai-kiai Sidogiri yang berpengaruh itu memiliki dua ciri khas: istikamah dalam ibadah dan khumul atau low profile, yakni tidak suka menonjolkan diri. Hal ini dapat dilihat dalam riwayat hidup mereka, seperti dalam buku Jejak Langkah 9 Masyayikh Sidogiri jilid pertama ini

Dari khumul-nya, kiai-kiai Sidogiri biasanya tak begitu dikenal orang. Yang lebih dikenal adalah pesantrennya daripada kiainya. Dan dari khumul-nya kiai Sidogiri, dalam pergantian Pengasuh di Sidogiri kerap terjadi perebutan. Bukan perebutan untuk menjadi Pengasuh, tetapi perebutan untuk tidak menjadi Pengasuh (!).

Daerah H

Nama-nama yang terkenal tak mau menjadi Pengasuh yang tercatat dalam sejarah pesantren salaf ini adalah KH Abd. Adzim bin Oerip, KH Noerhasan Nawawie, dan KH Hasani Nawawie. Mereka mempunyai ilmu yang dalam, karisma yang besar, dan keistikamahan ibadah yang tinggi, tetapi mereka tak mau menjadi Pengasuh. Tampuk kepengasuhan mereka serahkan pada kiai-kiai yang lain, bahkan yang lebih muda.

Demikianlah Sidogiri. Ia memiliki berbagai keunikan yang khas. Keunikan itu dapat dibaca dalam buku ini, meski sejatinya banyak keunikan lain yang belum ter-cover dalam buku ini. Dan keunikan itu terus berlanjut sampai masa kini

Sumber : Buku Jejak Langkah 9 Masyayikh Sidogiri

GALERI FOTO TEMPO DOELOE
DARI bERBAGAI SUMBER

Daerah G

Halaman surau Daerah H

Daerah G

Daerah B

Daerah G


koperasi PPS

Jeding masjid

Daerah G

Daerah E

daerah C, D

Daerah E

Masjid Sidogiri

Daerah E

 surau Daerah E
Kantor sekretariat dan koperasi

Surau H

Surau H

Balai pengobatan

MMU 4

Kamar mandi

Kantor Sekretariat

Daerah E

Kios santri


Daerah A,C,D

Daerah I


DaerahH


Surau Daerah I


Gedung MMU 







kios santri


Kamis, 28 April 2016

PENGAJIAN IASS BALI SAAT MASIH DI MIFTAHUL ULUM DENPASAR

Pengajian IASS merupakan salah satu program penting yang dilaksanakn oleh IASS, tujuan dari pengajian ini sendiri yaitu untuk mengingat kembali masa masa dipesantren dengan goresan tinta hitam diatas kitab, dan bentuk perhatian Masyayikh kepada alumni agar tidak lupa kepada kitabnya setelah mereka terjun di masyarakat dengan berbagai warna aktifitas dan kegiatan, disamping merupakan bentuk dari napak tilas para alumni saat berada dipesantren, kegiatan Pengajian ini  di ikuti oleh para alumni Sidogiri juga di ikuti oleh beberapa simpatisan dan Masyarakat sekitar yang ingin menimba ilmu keagamaan.
Disetiap memulai kegiatan pengajian para petugas yang ditugaskan untuk membacakan kitab selalu berpesan agar ngaji ini diniatkan Sam'an wa thoatan dan niat ngaji langsung kepada Kiai di Sidogiri karena pengajian ini merupakan perintah langsung dari Pengasuh.
pengajian IASS merupakan kegiatan penting bagi alumni Sidogiri juga merupakan ajang silaturahmi para alumni dari berbagai daerah di Bali pada khususnya, karena dengan kegiatan ini para alumni dapat bertemu kembali dan bercengkrama dengan kawan kawan lamanya ketika berada di Sidogiri . Banyak hal yang positif yang didapatkan mereka bisa berbagi keilmuan, mengasah kembali nilai nilai keagamaan,usaha bahkan masalah rumah tangga pun tak luput dari bahasan mereka.
Selain di isi dengan pengajian Kitab Fathul muin disetiap akhir pengajian selalu di isi dengan Halqoh yang membahas berbagai Problema Hukum yang terjadi di Masyarakat, Pondok Pesantren Sidogiri di setiap Pengajian di Daerah selalu menyertakan seorang Pembimbing yang memimpin kegiatan Halqoh, jika pembahasan alot dan tidak terpecahkan,maka masalh tersebut dicatat untuk di bahas di Pondok Pesantren Sidogiri, namanya juga Santri di sela sela Halqoh tidak lepas juga oleh joke joke dan guyonan guyonan ala santri yang tentunya untuk menyegarkan suasana .
semoga kegiatan ini akan terus berjalan dan selalu semangat untuk di ikuti sehingga Alumni Sidogiri benar benar berdaya di tengah tengah Masyarakat di Bali yang penuh dengan corak keaneka ragaman dan menjadi Uswah di tengah tengah Pulau seribu Pura .

Para Sesepuh IASS Bali

Pemimpin Halaqoh dari PPS

Kiai Imam Jayadi sesepuh IASS bali

Serius dalam Mengaji

Jajannya juga enak

Saat konsumsi fokus menurun

ustad Kholil

Kadang lepas kopyah karena penat


salah satu peserta yang sudah almarhum



di luar ruangan pun jadi


Koordinato TMTB Bali


Peseta dari Gianyar