Pages

Rabu, 27 April 2016

SambutanKoordinator Ikatan Alumni Santri Sidogiri dalam Pelantikan Pengurus PW IASS 



السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى أله وصحبه ومن والاه. أما بعد

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah menjadikan kita sebagai kaum santri, dan mengumpulkan kita dalam sebuah wadah pengabdian yang insya Allah menjadi wahana paling tepat untuk menyumbangkan sebagian dari hidup kita untuk perjuangan yang tiada henti. Salawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Kita, Nabi Besar Muhammad shallallahu alaihi wasallam, figur teladan paling sempurna dalam kegigihan perjuangan, totalitas pengabdian, ketegasan prisip dan ketegaran dalam menghadapi tantangan apapun.

Kami memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada segenap Pengurus IASS atas terlaksananya pertemuan kali ini. Suksesnya pembentukan Pengurus Wilayah yang diadakan hampir serentak beberapa waktu setelah Mubes merupakan perkembangan yang menggembirakan bagi roda organisasi IASS itu sendiri. Dengan begitu, kita memiliki siklus suksesi pengurus yang jelas dan terkendali.

Kami menyambut baik keberadaan para Pengurus IASS yang rata-rata masih muda-muda, dan ada sebagian kecil darinya yang berasal dari generasi senior. Memang sudah saatnya para senior kita menuntun para generasi muda kita untuk memimpin. Anak-anak muda memiliki semangat yang lebih segar, sedangkan generasi senior memiliki pengalaman yang lebih mendalam. Kombinasi senior sebagai penuntun, dan generasi muda sebagai penggerak merupakan kombinasi yang sempurna. Semoga yang muda bisa belajar dari yang senior, dan yang senior bisa memberikan arahan-arahan yang jitu kepada mereka.
Saudara-Saudara Pengurus IASS sekalian... Kita menyadari bahwa menangani dan mengkoordinir alumni jauh lebih sulit daripada menangani santri aktif. Persoalan alumni jauh lebih kompleks karena bersentuhan langsung dengan realitas kehidupan masyarakat dari berbagai lini. Dalam konteks alumni tentu kita sudah tidak lagi berbicara tentang teori-teori keilmuan yang cenderung hitam putih sebagaimana ketika masih di pesantren. Bersama mereka kita lebih sering berbicara mengenai persoalan-persoalan sosial yang sangat rumit dan cenderung serba abu-abu. Namun demikian, bukan berarti kita menjadi kecil hati gara-gara kesulitan dan berbagai kerumitan tersebut. Orang-orang besar selalu menjadikan kesulitan sebagai tantangan untuk mengembangkan diri.

Jika kita bisa menaklukkan jalan terjal ini, bukan tidak mungkin IASS ini akan menjadi ormas dakwah yang berpengaruh besar di Indonesia. Jika di kancah perpolitikan nasional kita mengenal KAHMI, ormas alumni pergerakan mahasiswa HMI yang sangat berpengaruh dalam pergerakan politik, maka sudah seharusnya IASS ini menjadi gerbong alumni yang berpengaruh secara nasional dalam kancah pergerakan dakwah. Jika kita serius dan istikamah dalam menggerakkan roda organisasi ini, sangat mungkin kita akan menjadi salah satu organisasi pergerakan dakwah Ahlusunah yang diperhitungkan, khususnya di wilayah-wilayah yang menjadi basis alumni Sidogiri.

Militansi merupakan kata kunci yang harus kita pegang untuk membesarkan IASS ini. Dengan militansi yang kuat, kita dapat membuat orang-orang kita menjadi optimis dan besar hati, sekaligus membuat orang-orang di luar kita menjadi segan. Kita ambil contoh, FPI merupakan ormas yang paling dibenci oleh Pemerintah dan seluruh media-media mainstream di Indonesia. Akan tetapi, dengan berbekal militansi serta visi jelas yang diperjuangkan dengan tanpa keraguan sedikitpun, maka mereka bisa tetap eksis, bahkan semakin besar dari hari ke hari. Padahal, mereka tidak berangkat dari basis massa awal yang jelas seperti kita.

Kita ini sangat kurang dalam hal militansi. Sepertinya kadangkala ada dari kita yang cenderung menangani dan menjalankan IASS ini dengan sambil lalu saja. Tentu saja kita sangat tidak berharap hal itu tidak terjadi lagi. IASS harus kita posisikan sebagai wadah perjuangan yang kita pikirkan dengan serius dan kita tangani dengan sungguh-sungguh. Kita harus menyadari bahwa IASS ini adalah gerbong yang besar, dengan penumpang yang jelas, dan rel yang sudah final. Maka, jangan pernah kita kemudikan dengan main-main dan sambil lalu agar para penumpang itu bisa kita antarkan ke tempat tujuan dengan selamat.

IASS ini adalah amanat besar di pundak kita. Kiai menganggap kita ini orang yang tepat untuk menangani IASS, maka jangan kecewakan beliau. Para Masyayikh, wa bil khusus Almaghfurlah KH. Abdul Alim bin Abd. Djalil, telah merestui pendirian IASS ini karena dianggap sangat bermanfaat untuk meneguhkan kesantrian para alumni kita, dan bermanfaat bagi pengembangan sayap dakwah Sidogiri di masyakarat secara umum. Jika kita bermain-main, kita khawatir para Masyayikh yang telah menaruh harapan besar terhadap IASS ini, menjadi sangat kecewa terhadap kita sekalian. Tapi, saya yakin hal itu tidak akan terjadi jika kita senantiasa bisa menyadari dan merenungkan hal ini dengan baik dan benar.

Mengatur alumni tidaklah seperti mengatur santri, maka dibutuhkan keuletan dan kesabaran yang ekstra. Kalau santri aktif cukup kita beri komando satu kata, mereka sudah berangkat semua. Cukup pakai isyarat, mereka sudah manut. Menghadapi alumni tidaklah demikian, karena kita sedang menghadapi figur-figur yang sudah menjadi pemimpin di dalam ruang lingkupnya masing-masing. Maka, menjadi Pengurus IASS harus mengedepankan keteladanan dan ketelatenan. Jangan hanya semangat menyuruh, tapi dirinya sendiri tidak melaksanakan. Saya tahu bahwa di IASS ini kadangkala yang semangat cuma Pengurusnya, tapi anggotanya tampak kurang memiliki semangat. Bahkan, kadangkala yang semangat dari jajaran pengurus itu cuma Ketuanya, sedangkan yang lain-lain hanya menunggu bola. Yang sungguh paling kami sayangkan adalah ketika ada Pengurus IASS justru jarang ikut mengaji. Kalau ini terjadi sungguh sangat ironis sekali.

Demikian sambutan saya, semoga bisa memberikan sedikit arti bagi perjalanan IASS ke depan. Semoga Allah memberikan kekuatan kepada para Pengurus IASS, baik Pusat maupun Wilayah, untuk betul-betul berjuang memberdayakan alumni dan mengembalikan mereka terhadap ajaran-ajaran yang mereka dapatkan selama di pesantren. Semoga apa yang kita lakukan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh para Masyayikh. Semoga Allah menurunkan berkah kepada kita semua berkat pengabdian yang kita lakukan kepada para Masyayikh, sehingga kita bisa berkumpul dengan beliau-beliau kelak di hari pembangkitan nanti. Amin ya Rabbal Alamin.

Amin ya Rabbal-Alamin.
Pasuruan, 23 Jumadats Tsaniyah 1437
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

d. Nawawy Sadoellah
Koordinator Ikatan Alumni Santri Sidogiri

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Sip ... Lanjutkan jalinan silaturahmi

Unknown mengatakan...

Khidmahlilma'had khidmah lilummah...semoga saya yg bodoh ini selalu istiqomah

Posting Komentar