Pages

Kamis, 30 Maret 2017

Taujihat Majelis Keluarga dalam Pertemuan Wali Santri


بسم الله الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى أله وصحبه ومن والاه. أما بعد
Alhamdulillah, sungguh merupakan kenikmatan yang luar biasa kita bisa berkumpul bersama-sama di sini. Sebuah pertemuan yang baik dengan tujuan yang baik pula. Semoga saja, pertemuan ini menjadi salah satu pengantar bagi kita semua agar bisa berkumpul kembali dalam kebahagiaan abadi di hari kebangkitan nanti. Konon, orang-orang yang dalam kehidupan dunia berkumpul untuk kebaikan, maka di akhirat kelak akan berkumpul kembali dalam kebahagiaan.
Merupakan suatu kesempatan yang sangat berharga kita bisa berkumpul di sini untuk membicarakan hal-hal penting yang bersentuhan langsung dengan pendidikan anak-anak kita di Sidogiri. Semoga pertemuan ini menghasilkan kesepahaman di antara kita bersama, di samping menghasilkan masukan-masukan yang bisa menjadi pertimbangan Pengurus Pondok Pesantren Sidogiri dalam menetapkan berbagai kebijakan untuk masa-masa yang akan datang. Usulan dari Bapak-Bapak dalam pertemuan ini akan dicatat oleh Pengurus dan akan dimasukkan sebagai salah satu materi usulan di dalam Rapat Pleno Pengurus pada bulan Sya’ban yang akan datang, dan Rapat Tim Perumus yang dilaksanakan selama bulan Ramadan. Sidang Pleno dan Sidang Perumus akan mempertimbangkan usulan Bapak-Bapak untuk dimasukkan ke dalam program Pengurus untuk Periode 1438-1439 H.
Bapak-Bapak Wali Santri yang kami hormati... Kita semua harus selalu mengingat dan menyadari bahwa tujuan kita bersusah payah memondokkan anak kita ke Sidogiri adalah agar dia menjadi orang yang benar akidahnya, baik amaliahnya, serta bersih hatinya. Hal-hal lain di luar itu bukanlah tujuan kita ketika menjadikan Pondok Pesantren Sidogiri sebagai pilihan tempat pendidikan bagi anak-anak kita.
Untuk bisa mencapai semua itu, pintu pertama yang harus dilalui adalah ilmu pengetahuan keagamaan yang bersumber dari para ulama yang bisa dipercaya. Tidak mungkin seseorang bisa benar akidahnya, baik amaliahnya, serta bersih hatinya jika tidak dibekali dengan ilmu yang cukup. Sebab, untuk membedakan mana akidah yang benar dan mana akidah yang batil, sangat diperlukan ilmu. Kita tidak bisa menyatakan bahwa yang ini benar dan yang ini batil dengan tanpa dilandasi oleh ilmu. Begitu pula, untuk membedakan mana amal yang baik, mana amal yang buruk, hal itu harus dilandasi oleh ilmu. Untuk menyatakan bahwa ini wajib, ini sunnah, ini mubah, ini makruh dan ini haram, semua itu ada ilmunya. Bahkan, untuk mengukur apakah perasaan yang ada di dalam hati kita merupakan perasaan yang baik atau perasaan yang buruk, itupun harus dilandasi oleh ilmu.
Jika tidak dilandasi oleh ilmu yang cukup, maka sangat mungkin penilaian itu akan tertukar. Akidah yang benar dianggap sesat, dan yang sesat dianggap benar. Yang haram dianggap wajib, sedangkan yang wajib dianggap haram. Orang sesat dianggap wali, dan yang wali dianggap sesat.
Ini semua terjadi di tengah-tengah kehidupan beragama kita di negeri ini. Masyarakat awam menjadi bingung karena pandangan keagamaan para pemuka agamanya sudah bermacam-macam. Akhirnya, mereka memilih untuk mengamalkan agama sesuai dengan selera. Ajaran agama yang tidak sesuai selera mereka tolak, dan sebagai gantinya mereka menganggap selera mereka sebagai ajaran agama. Mana yang benar dan mana yang salah sudah bercampur baur tidak karuan, karena semua orang bisa bebas berbicara tentang agama melalui publikasi yang sangat mudah seperti saat ini. Ini realitas yang terjadi di tengah-tengah kita.
Maka, melalui pertemuan ini kami hanya ingin mengetuk hati Bapak-Bapak Wali Santri sekalian untuk menyadari betapa gentingnya kondisi akidah saat ini. Kita berada dalam kondisi darurat akidah, darurat syariah, di samping darurat akhlak. Oleh karena itu, untuk sementara waktu, selama anak-anak kita berada di Pondok Pesantren Sidogiri mari kita kesampingkan dulu keinginan-keinginan yang lain terkait dengan anak-anak kita. Fokuskanlah pada keinginan untuk membentuk mereka menjadi anak-anak yang benar dan baik. Saat kita menginginkan satu hal, maka harus ada keinginan-keinginan lain yang kita tinggalkan.
Jangan terlalu risau dengan masa depan duniawi anak-anak kita, tapi pikirkanlah dengan sungguh-sungguh bagaimana nasib mereka di akhirat nanti. Agar kita berada di jalan yang benar dalam membawa anak-anak kita, maka harus senantiasa kita tekankan dalam hati bahwa Allah telah menjamin rezeki mereka, tapi Allah tidak pernah menjamin surga mereka. Apa yang sudah ditanggung tidak usah terlalu kita risaukan; tapi apa yang tidak ditanggung harus selalu menjadi beban pikirkan. Bukan malah sebaliknya.
Karena itulah, Pondok Pesantren Sidogiri memilih fokus pada tafaqquh fiddin. Sidogiri mengurus ilmu agama, bukan karena ilmu-ilmu yang lain tidak penting, tapi karena ilmu agama harus menjadi landasan pokok seseorang dalam menekuni apapun. Bagi kami tidak ada masalah, anak-anak Sidogiri menjadi apapun, selagi mereka tetap istikamah di jalan yang lurus dalam kehidupan agamanya.
Bapak-Bapak Wali Santri yang kami hormati... Baru-baru ini Majelis Keluarga Pondok Pesantren Sidogiri telah mengeluarkan maklumat menolak masuknya yayasan sosial milik non Muslim ke pesantren-pesantren. Sidogiri juga akan memberikan sanksi jika ada alumni atau instansi binaan Pondok Pesantren Sidogiri yang mendukung calon pemimpin non Muslim di wilayah mayoritas Muslim atau menerima masuknya yayasan sosial milik non Muslim.
Orang-orang di luar mungkin saja menganggap Sidogiri terlalu eksklusif, atau bahkan ekstrem. Mereka lupa bahwa Sidogiri meletakkan akidah di atas segala-galanya. Sidogiri konsisten mengambil langkah tegas terhadap hal-hal yang berpotensi membahayakan akidah umat. Sidogiri telah menerbitkan sekian banyak buku polemik ilmiah mengenai berbagai aliran keagamaan dan aliran pemikiran menyimpang yang ada di tengah-tengah kita saat ini, seperti Syiah, Wahabi, Islam Liberal, Kebatinan dan lain sebagainya.
Kita serius dalam mengambil langkah itu, sebab saat ini sudah banyak orang yang tabu membicarakan akidah. Orang-orang yang membela agama dan tegas dalam masalah akidah dianggap sebagai Islam garis keras dan intoleran, sedangkan orang-orang yang tidak peduli dengan agama dan orang-orang yang mengorbankan agama untuk kepentingan duniawi dianggap sebagai Islam yang ramah dan santun.
Dalam masalah akidah kita harus tegas, sementara dalam masalah hubungan sosial kita harus membinanya sesuai dengan kemaslahatan. Islam mengajarkan kita untuk hidup damai dengan orang yang berbeda agama sekalipun, tapi jangan sampai membenarkan keyakinan mereka. Maka, jangan sampai terjadi mencampur aduk ajaran hanya karena alasan menjaga keharmonisan. Agama kita melarang hal itu.
Damai itu adalah kedewasaan kita dalam menyikapi perbedaan, bagaimana sekiranya realitas perbedaan tidak menimbulkan konflik sosial. Damai itu bukanlah membiarkan hal-hal yang salah, apalagi membenarkannya. Sangat penting bagi kami menegaskan hal ini, karena akhir-akhir ini ada banyak pihak yang melakukan pendangkalan akidah dengan alasan toleransi. Tentu saja, hal itu tidak bisa kita benarkan. Toleransi harus kita jaga, kemajemukan harus kita akui, tapi bukan dengan mengorbankan akidah kita, apalagi sampai membenarkan semua agama.
Melihat kondisi yang sangat mengkhawatirkan ini, maka kita harus membekali anak-anak kita dengan ilmu agama yang mapan agar memiliki pedoman yang kokoh dalam mengukur segala sesuatu. Sehingga, mereka tidak fanatik buta terhadap organisasi dan tokoh, tapi fanatik yang kuat terhadap kebenaran dan kebaikan. Konon, Sayidina Ali bin Abi Thalib pernah menyatakan, “Jangan mengukur kebenaran dengan orang, tapi ketahuilah terlebih dahulu mengenai apa yang benar, maka engkau akan tahu siapa yang benar.”
Sekali lagi, anak-anak kita harus memiliki bekal yang jauh lebih mapan dari kita, karena mereka akan menghadapi tantangan zaman yang jauh lebih berat daripada zaman kita.
Semoga Allah melindungi kita dan anak-anak kita serta memudahkan jalan mereka dalam memperoleh ilmu yang manfaat, meniru para ulama dalam berlatih menyiapkan diri agar menjadi generasi yang berguna bagi agama dan masyarakat. Semoga mereka bisa meringankan beban kita, atau bahkan bisa membantu kita, kelak di akhirat nanti.
Semoga Allah membuka hati anak-anak kita, sehingga tertanam di dalam hati mereka kecintaan terhadap ilmu dan kemauan untuk mengamalkannya. Semoga Allah menghindarkan anak-anak kita dari berbagai kenakalan remaja yang kini telah begitu biasa. Menghindarkan mereka dari pergaulan bebas, dari makanan dan minuman-minuman terlarang, dan dari lingkungan buruk yang menyeret mereka ke lembah keburukan.
Semoga kita sekalian dianugerahi rezeki yang mudah dan berkah, sehingga rezeki itu membawa kebaikan dan ketenangan hidup bagi kita sekeluarga, serta menjadi rezeki yang memotivasi anak-anak kita untuk bersemangat dalam mencari ilmu. Semoga anak-anak kita menjadi anak saleh yang bisa menjadi buah hati dan buah mata bagi kita di dunia dan akhirat. Semoga keluarga kita dijadikan sebagai keluarga yang tenteram dalam kebaikan dan terang dalam keimanan.
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Amin ya Rabbal Alamin.
Pasuruan, 21 Rabiuts Tsani 1438 H
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
d. Nawawy Sadoellah
Katib Majelis Keluarga Pondok Pesantren Sidogiri

1 komentar:

igoryoksabir mengatakan...

Hotel & Casino - Las Vegas, NV - Mapyro
The Hotel & Casino is a five-star venue set 이천 출장마사지 amid the glitz and glamour of Las Vegas. The hotel features 1,865 안양 출장샵 room hotel rooms and 태백 출장샵 suites.Location: 여수 출장안마 3131 South Las Vegas Blvd, Las Vegas, 삼척 출장안마 NV 89109Phone: (702) 367-7711 or Toll Free: 1-877-WITEX.COM

Posting Komentar